Reporter: Imam Nursalim
Redaktur: Abdul Ghani Tawadhi



Ilustrasi Masyarakat Sedang Menyantap Hidangan di Tradisi Munggahan (Sumber: Nusantaranews.co)



PANDEGLANG, POSISINEWS - Banyak tradisi menyambut bulan suci Ramadan di Indonesia. Beda daerah beda pula tradisinya, bukti kekayaan budaya Indonesia. Bulan Ramadan pun sudah dekat. Menyambut datangnya bulan suci, tiap daerah melaksanakan tradisi menyambut Ramadan yang sudah berlangsung dari ratusan tahun silam. Sekaligus, jadi atraksi wisata yang menarik untuk didatangi.

Dalam kalender Hijriah, sebelum bulan Ramadan adalah bulan Syaban. Pada bulan Syaban inilah biasanya banyak digelar upacara menyambut datangnya bulan Ramadan di berbagai daerah di nusantara.

Ganda Sugandi (56)  merupakan tokoh masyarakat di Jiput telah merasakan tradisi budaya munggahan setiap tahunnya. Sejak kecil ia selalu ikut bersama kedua orangtuanya untuk bersilaturahmi sebelum Ramadan tiba. Untuk itu ia ingin melestarikan kebudayaan sunda ini turun temurun dikeluarga maupun di masyarakat.

"Munggahan itu sejak saya kecil juga sudah ada. Jadi, dari dahulu ibarat kata udah dari zaman sepuh memang sudah ada. Kalau saya disuruh munggahan sama bapak saya, kesana gih ke rumah engkong ini, gitu," Ujar Pemandu adat tersebut saat ditemui di Perkampungan Sukacai, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Minggu (5/5).

Ganda menambahkan munggahan ini merupakan kegiatan berkumpul dalam suansana kebahagiaan menyambut Ramadan. Budaya ini biasanya dilakukan oleh anggota keluarga, sahabat, dan juga teman-teman kita untuk saling bermaaf-maafan.

Berkumpulnya mereka dalam satu kebersamaan dilengkapi dengan menikmati sajian makanan khas. Kegiatan ini juga melambangkan sebagai bentuk mempersiapkan diri masing-masing dalam menghadapi bulan Ramadan. Kegiatan ini secara turun temurun masih dipertahankan oleh masyarakat sunda.

Didin Awaludin (22) warga setempat berkomentar mengenai tradisi munggahan ini memang salah satu budaya Sunda yang harus dipertahankan sejak dini sampai setiap tahun dibulan ramadan harus tetap ada dan tidak boleh hilang.

"Kegiatan ini merupakan tradisi yang baik di tanah Sunda, mungkin di tempat lain juga ada yang sama, ada yang menyebut munggahan, tujuannya adalah mempererat tali silaturahmi dan memperkuat soliditas internal," ujarnya.

Didin menambahkan Manusia memang tempatnya salah dan khilaf, mudah-mudahan dengan kegiatan setiap tahun menjelang ramadan ini, kita sama-sama bisa saling memaafkan dan ibadah serta kerja bisa menjadi lebih baik, apalagi sudah berjalannya bulan berpuasa, bulan yang baik untuk menambah amal dan kebaikan.  (IMN/AGT/POSISINEWS)