Keprihatinan Mahasiswa Melahirkan ECOnnect, Sang Edukator Lingkungan

Reporter: Fuji Mega Utami
Redaktur: Marcell Faldi

Foto bersama ECOnnect dengan siswa-siswi SD Taman Siswa Jetis, Yogyakarta, usai kelas  program sekolah sayang sampah berakhir. (Sumber: Dokumentasi ECOnnect)

POSISINEWS - Disadari atau tidak, semakin lama kualitas Lingkungan tempat dimana manusia tinggal kian memburuk keadaannya. Mulai dari mata air serta sungai yang tercemar akibat limbah rumah tangga dan industri, kualitas tanah yang menurun karena sampah plastik yang tertanam, hingga polusi udara yang menyentuh ambang batas. Tentu manusia menjadi makhluk yang paling dirugikan dengan keadaan seperti ini.

Perlu diketahui juga bahwa manusia adalah juru kunci dari berbagai permasalahan lingkungan, tapi kebanyakan enggan sadar atau sudah tahu tetapi tetap acuh. Lalu bagaimana seharusnya ‘kita’ sebagai manusia bersikap untuk lebih peka terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi.

Jawabannya adalah dimulai dari kesadaran diri sendiri. Setelah itu barulah masing-masing dari kita diharapkan dapat mempengaruhi yang lain untuk melakukan hal yang sama atau setidaknya membuat mereka peka terhadap adanya permasalahan lingkungan. Seperti halnya yang dilakukan oleh dua mahaiswa Univesitas Gajah Mada (UGM) yang mendirikan ECOnnect, sebuah komunitas non-profit yang berfokus pada edukasi lingkungan.

Berangkat dari keprihatinan Fistannisa Zette mahasiswi Biologi dan Tiurmasari Retta Siagian mahasiswi Kehutanan, terhadap kurangnya pemahaman maupun keterlibatan masyarakat terkait isu lingkungan praktis dalam kehidupan sehari-hari. ECOnnect pun didirikan pada 14 Oktober 2018 di Yogyakarta dengan tujuan untuk bergerak bersama masyarakat. Sehingga tiap individu bisa memberikan peran untuk Indonesia yang lebih lestari. Sesuai dengan tujuan awal, ECOnnect memberikan aksi nyata mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap kondisi lingkungan melalui program-programnya. Bagian hubungan masyarakat ECOnnect mengungkapkan, bahwa mereka tidak ingin seperti kebanyakan komunitas lingkungan yang hanya berfokus pada kampanye tanpa adanya tindakan nyata.

“Kampanye-kampanye (terkait lingkungan) memang banyak, bahkan komunitas lingkungan banyak melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu. Tapi hanya seremonial saja, ECOnnet sangat tidak ingin  hal itu terjadi,” ungkap Hendy Prabowo Utomo (26), bagian hubungan masyarakat ECOnnect usai dihubungi pada Selasa (23/4).

Terdapat tiga program yang dimiliki oleh ECOnnect. Pertama adalah Gree Netizen, program yang mengedukasi masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan, melalui berbagai media sosial seperti Twitter, Instagram dan Facebook. Kedua, Sekolah Sayang Sampah, edukasi tentang lingkungan yang dilakukan kepada siswa Sekolah Dasar (SD). Dan yang terkahir, Science On Screen, kegiatan nonton bareng video atau film tentang lingkungan bersama masyarakat umum. Diluar tiga program tersebut masih banyak kegiatan positif lain yang sering dilakukan oleh ECOnnect, seperti aksi bersih-bersih pantai dan lomba komik strip untuk memperingati hari bumi, 22 April lalu.

Yang paling menarik adalah program Sekolah Sayang Sampah, dilakukan tiap seminggu sekali dimana tiap kelas mendapat empat kali pembekalan. Dimulai dari menonton video, permainan yang membawa pesan lingkungan hingga belajar cara membuat pupuk. Program ini diakui Hendy telah menuai hasil yang positif. Dimana siswa SD Tamansiswa Jetis, Yogyakarta, mulai banyak membawa tempat air minum sendiri dibandingkan membeli minuman kemasan. Untuk saat ini, program sekolah sayang anak hanya dilakukan di satu sekolah saja. Kedepannya diharapkan dapat dilakukan dibanyak sekolah SD di wilayah Yogyakarta. ECOnnect pun mengharapkan lebih banyak masyarakat yang tersadarkan akan keadaan lingkungan sekitar, agar tidak lagi membuang sampah sembarangan serta menghindari kemasan plastik sekali pakai.

“Kami berharap semakin banyak masyarakat yang peduli dengan lingkungan. Di Yogyakarta banyak resto dan hotel, semoga mereka bisa mengolah sampah-sampah dengan baik. Juga pemerintah harus selalu memberi dukungan untuk hal-hal terkait lingkungan.” tutup Hendy. (FMU/MF/POSISINEWS)

Post a Comment

0 Comments