Reporter: Neng Osa Nurohmah
Redaktur: Riri Alya Hidayati


Berpuasa membuat daya tahan tubuh meningkat karena proses Detoksifikasi (Sumber:hukumonline.com) 



SERANG, POSISINEWS Normalnya manusia akan makan tiga kali dalam sehari, namun saat berpuasa manusia hanya akan makan dua kali sehari, pada saat berbuka dan sahur. Perubahan pola makan tersebut ternyata tidak serta-merta membuat daya tahan tubuh manusia melemah justru puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan  tubuh.

“Dengan berpuasa tubuh kita secara otomatis akan melakukan Detoksifikasi. Detoksifikasi adalah proses pengeluaran racun-racun tubuh, jadi pada saat itu usus sempat mengalami istirahat dan melakukan proses pengeluaran racun dan sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Dengan keluarnya racun-racun dari dalam tubuh kita itu akan meningkatkan metabolisme dan daya tahan tubuh kita. Dan itu berarti puasa sangat baik bagi kesehatan tubuh kita.” Ujar Tricahyani  (40), Dokter Umum di RSUD Banten dan Ka. UPT Klinik Universtas Sultan Ageng Tirtayasa.

Pada saat berbuka sebaiknya berbuka dengan yang manis dan ringan. Sebaiknya berbuka puasa dilakukan secara bertahap agar lambung bisa beradaptasi karena seharian tidak diisi. Saat bulan puasa kita harus hati-hati dengan makanan yang merangsang seperti makanan pedas, asam, dan soda. Apalagi bagi penderita maag, makanan tersebut bisa menyebabkan luka pada lambung dan itu harus dihindari.

“Makannya pun kalau bisa tidak hanya dua kali, tapi tiga kali. Misalnya saat hendak tidur lebih baik makan lagi,ucap Tricahyani saat diwawancarai Senin (6/5).

Saat berpuasa bukan berarti kita menghentikan kegiatan berolahraga, justru saat puasa tubuh membutuhkan energi agar tetap kuat berpuasa. Olahraga tetap bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh namun tidak dalam intensitas yang besar dan sebaknya olahraga dilakukan pada saat menjelang berbuka, setelah berbuka atau setelah sahur.

“Ada yang tetap melakukan olahraga berat tapi jamnya mendekati jam berbuka, atau ada juga orang yang memilih tetap berolahraga dengan mengurangi intensitas beratnya olahraga,” ujarnya.

Makanan yang seharusnya dikonsumsi manusia adalah makanan yang sarat gizi baik itu saat bulan puasa maupun bukan bulan puasa. Dan pemilihan gizi pada makanan sangat penting terutama pada vitamin karena vitamin adalah pilar utama bagi tubuh dalam menjaga daya tahan. Menurut Tricahyani biasanya yang kurang memperhatikan pola makan dan makanan yang dikonsumsinya adalah mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa bisa berhemat dan berhemat itu berarti cukup tidak kurang.

“Mahasiswa bisa membeli bahan makanan lalu memasaknya, itu akan jauh lebih irit,ucapnya.

“Walaupun jauh dari orang tua, kita harus tetap memilih makanan yang bergizi dan jangan lupa sahur, menunya jangan yang pedas supaya saat puasa tidak sakit perut. Oh iya, jangan lupa makan sayur, penting itu dan sesekali kita harus mengonsumsi buah biar sehat. Tapi gak mesti mewah setiap hari yang penting sehat,ujar Ropiyanah (19) Mahasiswa Universtas Sultan Ageng Tirtayasa. (NON/RAH/POSISINEWS)