Reporter: Audia Afra
Redaktur: Tasha Meyra Gusmawati
Ketan Bintul, salah satu kuliner khas Banten yang hanya ada
pada saat Bulan Ramadan
(sumber: putratravel.net)
|
SERANG,
POSISINEWS – Bila sudah memasuki bulan Ramadan, tentu
saja di beberapa daerah akan menyajikan makanan khas masing-masing, salah
satunya Banten. Sebagai daerah yang sangat kuat dengan julukan Jawara, Banten
juga menyajikan makanan khas untuk berbuka puasa yang hanya ada di bulan Ramadan.
Dengan adanya tradisi seperti ini, makanan khas yang sudah lama ada, tidak akan
hilang termakan oleh waktu.
Yang
pertama, yaitu kue cuer. Kue ini bertekstur kenyal karena terbuat dari campuran
tepung beras dan tepung ketan. Kue yang berwarna hijau ini didapatkan dari daun
fuji. Kue cuer yang merupakan makanan khas daerah Banten Lama juga dapat
disajikan dengan kelapa parut dan tentu saja hanya ada pada bulan Ramadan tiba.
Makanan
kedua khas Banten adalah ketan bintul. Makanan Sultan Banten yang hanya ada
pada bulan Ramadan satu ini sudah menjadi primadona warga Banten. Berbahan
dasar ketan, makanan ini juga dapat disajikan dengan berbagai macam pelengkap. Mulai
dari kuah semur, serundeng, hingga kuah rendang daging sapi atau kerbau. Karena
berbahan dasar ketan, makanan ini biasanya sudah cukup mengenyangkan.
Makanan
khas Banten yang terkenal selanjutnya adalah kue apem. Makanan yang merupakan
campuran dari tepung beras dan tapai lalu dicetak dengan menggunakan daun
pisang ini juga hanya ada pada bulan Ramadan saja. Kue apem juga dapat
dinikmati dengan dicocol ke cairan gula aren atau sirup gula merah yang
dicampur dengan santan dan potongan daun pandan.
Di
Banten tak hanya makanan saja yang dilestarikan, minuman khas Banten juga
banyak jenisnya. Salah satunya yaitu timun suri. Timun suri biasanya diolah dengan
sirup dan agar-agar untuk dijadikan es buah. Pada dasarnya, sifat timun saja
sudah menyegarkan, tapi kurang lengkap bila tak ditambahkan dengan sirup dan agar-agar.
Minuman
khas Banten selanjutnya ada es cengkaleng. Cengkaleng atau yang biasa disebut
kolang-kaling ini menjadi santapan khas daerah Pandeglang. Cengkaleng itu
sendiri bisa diolah menjadi apa saja seperti kolak, es buah, manisan cengkaleng
atau hanya dijadikan es cengkaleng.
Makanan
khas tersebut juga dapat membuat beberapa orang merasa bernostalgia dengan cita
rasa yang disajikan. Maka dari itu, penting bagi kita untuk melestarikan cita
rasa yang sudah ada sejak dulu.
“Saran
saya, kalau bisa kita belajar buat sendiri supaya bisa ikut melestarikan dan
ada regenerasinya. Usahakan juga mah waktu
buka (puasa), belinya makanan khas Banten aja,” tutur Nur (22), salah satu
warga Banten. (AWD/TMG/POSISINEWS)
0 Comments