Redaktur : Rezka Listiani Sinaga
Bullying adalah bentuk agresi dari perilaku tidak
menyukai orang lain, bisa berbentuk verbal dan non-verbal. (Sumber:
majalahkartini.co.id)
|
POSISINEWS – Bullying
adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara menyakiti dalam
bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis oleh seseorang atau kelompok
yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih lemah fisik ataupun mental
secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan dengan tujuan membuat korban
menderita.
Saat ini
fenomena bullying sangat marak
terjadi. Menurut KPAI dari data bidang pendidikan pada 2018 sebanyak 25,5%
adalah kasus bullying.
Rahmawati, selaku
dosen Bimbingan Konseling mengatakan, anak zaman sekarang lebih ekspresif dan lebih
mudah menyatakan ketidaksukaannya, karena
adanya sistem keterbukaan yang membuat orang lebih bebas berpendapat tetapi
tidak disaring. Ditambah anak sekarang lebih banyak membaca gadget daripada mendengarkan nasihat.
“Dalam kasus bullying, korban terbagi menjadi dua, yang pertama adalah si
korbannya sendiri dan yang kedua adalah si pelaku, pelaku akan menjadi korban di masa yang akan datang
karena sudah tidak mendapat kepercayaan di masyarakat dan dengan sendirinya dia
akan menarik diri dari lingkungan sosial,” tambahnya.
Dengan semakin
canggihnya teknologi, kasus fenomena bullying lebih cepat tersebar dan sampai
ke indra netizen. Beberapa netizen ada yang bersikap buruk, misalnya dengan menghujat
si pelaku dan ada netizen yang baik dengan memberi dukungan kepada si korban.
Tetapi cara yang dilakukan netizen ini sebenarnya hanya akan membuat korban
semakin drop dan bisa menimbulkan depresi. Rahma menjelaskan,
bahwa dukungan sosial terbaik adalah dengan tidak menanyakan keadaan si korban.
Mala (23)
seorang guru Madrasah Darul Irfan mengatakan bahwa salah satu motif pembullyan
adalah karena merasa tersinggung dan sakit hati, body shaming adalah salah
satu jenis pembullyan yang kerap kali terjadi di lingkungan sekolah.
“Saya sebagai
guru akan menegur murid saya itu, dan memberi pengertian bahwa mengejek itu
suatu perbuatan yang tidak baik,” ujarnya.
Masyarakat
harus menyikapi fenomena bullying ini dengan bijak.
“Dan tiap-tiap
dari kita memiliki peran terhadap bullying ini, ada peran mikro dan ada peran
makro. Peran mikro secara lingkungan kecil misalnya dengan dakwah
kecil-kecilan, bikin tulisan-tulisan. Peran makronya misalnya riset yang besar.
Dan kita tinggal milih mau peran apa mikro atau makro,” pungkas Rahma. (NON/RLS/POSISINEWS)
0 Comments