Reporter: Fuji Mega Utami
Redaktur: Marcell Faldi

Logo komunitas film B Production Cilegon (Sumber : B Production)


CILEGON, POSISINEWS – Berbagai media bisa dijadikan tempat penyampaian pesan, begitu juga dengan sebuah film. Dibuat berdasarkan naskah beralur, selain menjadi salah satu bentuk karya seni, film pun membidik berbagai kalangan untuk menyampaikan suatu pesan. Tentunya dikemas secara menarik dengan menampilkan kemampuan berakting aktris dan aktor yang memikat. Kemudian memberikan kepuasan kepada konsumen dengan cerita dan kualitas film yang baik. Disisi lain, semakin banyak penonton maka semakin besar pula keuntungan materi bagi pekerja film.

Bila berbicara mengenai keuntungan materi, ada film yang diproduksi dengan tidak menjadikan uang sebagai orientasi utama mereka. Sebut saja Komunitas Film asal Cilegon bernama B Production. Berisi orang-orang yang memiliki ketertarikan lebih pada dunia perfilm-an, yang sejauh ini telah memproduksi kurang lebih 10 judul film pendek sejak awal keberadaannya. B production sendiri didirikan oleh lima sekawan yaitu Dilfiandi, Rijal, Aji, Fariz dan D One pada tahun 2011 serta resmi menjadi komunitas film pada tahun 2014.

Meskipun tidak menghasilkan pundi-pundi rupiah, namun kualitas film yang mereka produksi telah mendapat berbagai apresiasi. Yaitu beberapa kali menjuarai festival film lokal, salah satunya film berjudul 'Penjaga Tanah Budaya' yang menjadi juara satu pada ajang Cilegon Short Film Festival 2017. Sedangkan prestasi  terbaru dan bisa disebut sebagai pencapaian terbesar mereka adalah melakukan produksi film bersama Viu, platform penyedia layanan Vidio over- the-top (OTT).

Kita ditawari Viu untuk memproduksi sebuah film, akhirnya kita melakukan MOU. Kita juga dapet pelatihan, dilatih sama orang yang profesional habis itu kita cari lokasi dan syuting. Filmnya itu pertengahan April rencananya akan dirilis tapi ternyata belum, mungkin kira-kira akhir April akan keluar. Itu film pendek horor, nanti akan tayang di aplikasi Viu,” jelas Dilfiandi ketua Komunitas Film B Production, saat diwawancarai di kawasan Krakatau Junction, Cilegon (16/4).

Ketua sekaligus Sutradara B Production ini membocorkan film yang berdurasi 15 menit tersebut berkisah tentang legenda urban dari Cilegon. Bahasa yang digunakan dalam film tersebut sangat menarik perhatian karena menggunakan bahasa lokal, tentunya lewat kerjasama ini B Production melalui aplikasi streaming Viu secara tidak langsung dapat memperkenalkan bahasa daerah Cilegon pada masyarakat luas. Selain itu komunitas film yang bermarkas di Serdang, Cilegon, mencoba peruntungan di festival film internasional dengan mendaftarkan beberapa judul film ke lebih dari 20 festival. Sapporo International Short Film Festival di Jepang menjadi salah satu yang dicoba, dengan mengirimkan film pendek berjudul ‘Plagiarism’. Tentunya hal ini menjadi langkah yang baik bagi B Production, untuk mewujudkan mimpi mereka merambah pasar Interasional.

Proses produksi film di komunitas ini rata-rata memakan waktu lebih dari satu bulan per judul, dengan tahap editing menjadi bagian yang paling lama karena adanya  penggunaan efek Computer Generated Imagery (CGI) yang menjadi salah satu ciri khas B Production. Disisi lain, karena tidak terlalu mengandalkan sponsor, untuk mendapatkan alat penunjang produksi biasanya mereka melakukannya kerja sama dengan komunitas film lain untuk peminjaman alat.

Diflian juga menjelaskan, bahwa saat ini B Production tidak memiliki terlalu banyak kru. Oleh karena itu mereka berencana melakukan perekrutan anggota melalui media sosial. Harapan terbesar B Production adalah bisa masuknya salah satu film produksi mereka ke Festival Film Internasional. "Harapan saya untuk B Production itu semoga dari salah satu film kita ada yang masuk ke Festival Internasional dan kita pun dapat go-internasional," tutup ketua komunitas film B Production. (FMU/MF/POSISINEWS)