Redaktur : Rezka Listiani Sinaga
Lee Seung Hyun (Seungri) saat hadir di Kantor Polisi Metropolitan Seoul, Jongno-gu, Seoul pada Kamis (14/3) pagi sebagai tersangka. (sumber: fnstar) |
POSISINEWS
— Kasus Burning Sun yang saat
ini menjadi pembicaraan hangat masyarakat Korea Selatan juga mulai merambah ke berbagai
negara. Kasus ini muncul karena pada awalnya terjadi insiden tindak kekerasan terhadap
seorang pria bernama Kim Sang Kyo di Kelab Burning Sun pada 24 November 2018
hingga menyeret nama-nama selebriti Korea dengan kasus yang berbeda-beda, salah
satunya yaitu Lee Seung Hyun atau yang akrab disapa
Seungri BigBang.
Seungri diduga terlibat dalam kasus prostitusi, pelecehan seksual,
hingga penghindaran pajak atas bisnis yang dijalaninya. Pada Selasa (26/02) lalu,
seorang jurnalis dari program televisi SBS funE, Kang Kyung Yoon, melaporkan pesan-pesan
singkat yang diduga dibagikan oleh Seungri, Yoo In Seok yang merupakan CEO Yuri
Holdings, dan seorang pegawai ditahun 2015 pada media sosial KakaoTalk yang
menunjukkan bahwa mereka menyewa jasa wanita penghibur di Kelab Arena untuk
investor asing.
Hingga tanggal 1 Maret, bukti pesan singkat tersebut diberikan
kepada Komisi Anti Korupsi dan Hak-hak Sipil Korea Selatan. Kepolisian mengkonfirmasi
pada tanggal 10 Maret bahwa pesan-pesan yang berasal dari tahun 2015 tersebut bukanlah
rekayasa. Seungri ditetapkan sebagai tersangka dan diinterogasi oleh polisi karena
tuduhan pelanggaran terhadap Undang-Undang Korea Selatan yang mengatur tentang Mucikari
dan Prostitusi serta hukumannya.
Hal ini tentu saja menggemparkan para fans BigBang atau yang
biasa disebut VIP. Banyak spekulasi-spekulasi muncul dari mereka yang mengikuti
BigBang dari awal debutnya dulu.
“Aku sih kaget gak kaget, soalnya dari awal Seungri sering
ikut party gitu sama teman-teman bisnisnya.
Sudah pasti Seungri punya banyak kenalan pebisnis dari berbagai negara, tapi kalau
soal penghindaran pajak gitu-gitu, enggak tahu. Aku sih enggak ngebela sama sekali,” ujar salah satu mantan fans
BigBang, Melati Indriani (20).
Lain halnya dengan Melati, beberapa fans BigBang di Indonesia
justru dengan terang-terangan membela dan memberi dukungan untuk Seungri.
Seperti dilansir dari salah satu akun Twitter
@Mzmariam07, pengguna mengunggah foto dari pertemuan fans BigBang pada Minggu
(17/03) di Livespace SCBD Lot 8, Jakarta Selatan.
“Ini luar biasa. VIP Indonesia berkumpul di tempat yang
seharusnya menjadi [tempat] konser Seungri hari ini,” tulisnya pada Minggu
(17/3).
Ayu Nurjanah (20) yang juga merupakan fans dari boy group BigBang mengatakan hal senada.
Saat Seungri belum terbukti bersalah atas laporan yang dituduhkan, Ayu masih membela
dan memberikan dukungan.
“Awalnya dia bilang bahwa dia enggak ikutan dalam kasus yang dituduhkan, tapi ternyata terbukti ada,
kita kecewa, cuma kita gak akan ninggalin
dia. Kita support dia untuk menjadi lebih baik lagi. Mungkin dengan ini dia
bisa jera,” tuturnya.
Namun, setiap individu pasti memiliki pandangan yang
berbeda-beda. Tak terkecuali untuk kasus yang melibatkan emosional seorang penggemar
kepada idolanya.
”Minta maaf untuk gadis-gadis ini tidak cukup. Jika itu terjadi
pada saudara perempuan atau perempuanku sendiri, eksekusi tidak akan cukup,
orang ini di luar hukuman penjara. Jika dia ada di Negara Arab, dia bisa mendapatkan
keadilan yang layak di mata Tuhan, bukan hukuman manusia,” tulis akun Twitter dengan nama pengguna
@CielPariston di kolom balasan artikel Koreaboo pada Minggu (17/3).
Dengan memutuskan untuk menjadi seorang public figure, seseorang tentu saja harus menentukan hal negatif dan
positif yang harus dan tidak harus dilakukan olehnya. Karena dengan menjadi public figure, secara langsung ia telah menjadi
sorotan dan panutan bagi orang lain.
Deviani
Setyorini (40), Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta menyebutkan,
kasus-kasus yang melibatkan selebritis merupakan fenomena yang sudah biasa terjadi
di dunia hiburan.
“Kita
mau gak mau seharusnya sudah tahu bila berkaitan dengan dunia hiburan,
kemungkinan akan terjadi kasus-kasus seperti itu akan ada. Itu hanya masalah waktu,”
tuturnya saat dihubungi via e-mail pada
Senin (18/3).
Deviani menyebutkan kasus-kasus negatif mengenai idola bagi setiap
orang harus dialihkan menjadi rasa fanatisme yang positif.
“Dengan mencari informasi lebih banyak dan
bervariasi mengenai kasus tersebut, latar belakangnya terlibat kasus tersebut,
dan proses hukum yang sedang berjalan mengenai kasus tersebut sehingga dapat lebih
bijak dalam menyikapinya,” tambahnya.
Ketika
menyukai seorang public figure, tentu
saja ada hal negatif dan positif darinya yang tidak seharusnya ditelan mentah-mentah
dengan mendukung segala perbuatan dan keputusannya. Deviani berharap seluruh
fans yang mempunyai idola dapat bersikap dengan sewajarnya dan selalu berpikir logis
dengan mencari banyak informasi yang bervariasi, tidak hanya dari satu sisi atau
sumber saja. (CH/RLS/POSISINEWS)
0 Comments