Reporter : Imam Nursalim
Redaktur : Tasha Meyra Gusmawati



Ilustrasi mempunyai hak suara memilih dan tidak golput. (sumber: stangenop.blogspot.com)


POSISINEWS - Peran pemuda penting dalam dunia politik. Apalagi menjelang pemilihan presiden 2019. Sebagai pemuda kekinian diharuskan mampu mewujudkan kepedulian di dunia politik, terutama dari diri sendiri. Peran pemuda sekarang ini merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsa yang dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.

Kaum pemuda punya porsi yang signifikan dalam pemilu nanti. Namun, tidak banyak kaum muda yang menyadari pentingnya menggunakan hak pilihnya di pemilu. Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan agar berpartisipasi membangun negara, salah satunya dengan memilih pemimpin. Dan seharusnya tidak menjadi golongan putih alias golput bagi para anak milenial yang menjadi pemilih pemula.

Sebenarnya menurut saya bukan tidak boleh golput, tetapi ada beberapa hal yang melatarbelakangi kenapa kita harus memilih. Yang pertama, menjadi apatis bukan suatu cara untuk menyelesaikan masalah, dan yang kedua, masa depan Indonesia ada di tangan pemilih. Jadi alangkah indahnya jika kita bersama-sama menyukseskan pesta demokrasi ini,“ ujar Hansel Fa’iq (19), selaku ketua DPM FISIP Untirta saat ditemui di kampus A Untirta, Serang, pada Senin (15/4).

Hansel menambahkan, dirinya juga pernah dihadapkan situasi di mana ia dipilih menjadi salah satu kandidat calon ketua DPM FISIP Untirta 2019.

“Menurut saya, tidak ada yang salah terhadap seseorang yang memilih untuk golput, tapi itu kegagalan sebagai calon ketua ketika itu, untuk meyakinkan pemilih terhadap apa yang ia pilih nanti, lanjutnya. Hal ini membuktikan bahwa pemuda mempunyai peran yang sangat besar untuk meneruskan kekuasaan yang sudah ada saat ini.

Peran mahasiswa dan pemuda dalam hak suara pilihan mereka harus ditentukan karena pemudalah yang paling bersemangat dan ambisius memperjuangkan perubahan dalam setiap sektor kehidupan masyarakat, termasuk pada sektor kebijakan pemerintahan.

Sebagai anak muda yang tidak golput, Dani Ananda (20), menganggap hak suara itu penting dan bisa menambah keberlangsungan pembangunan dalam negeri.

“Menurut saya, pandangan orang yang memilih untuk golput yaitu belum tahu siapa yang mau dia pilih dan belum bisa untuk menyuarakan pilihannya karena tidak sesuai kriteria dia dari calon-calon pemimpin yang ada. Namun, saya pribadi menyarankan agar kita semua, khususnya kawula muda menentukan pilihannya. Pasti calon-calon ini juga ingin negara kita ini lebih baik lagi dari segi apapun dan menghimbau agar tidak golput apalagi ikut-ikutan teman memilih untuk golput, ucapnya.

Dani mengungkapkan orang-orang yang hanya ikut-ikutan untuk golput hanya orang yang tidak bisa berkontribusi dalam pembangunan negeri, karena kita para pemilih mempunyai hak suara dalam menentukan pemimpin jangan sampai menyia-nyiakan untuk tidak memilih.

Di sisi lain, Tubagus Afif (20), sebagai mahasiswa ia mengharapkan dalam pemimpin yang nantinya terpilih, semoga bisa menjadi pemimpin yang dapat diandalkan oleh rakyatnya dan bukan hanya sekedar mengumbar janji belaka.

“Pemimpin yang bisa memberi bukti yang jelas dan mampu memimpin negeri ini ke arah yang lebih baik dan benar-benar tulus memang ingin bekerja dengan tulus tanpa adanya kebohongan sama sekali kepada rakyatnya,” tegasnya. (IMM/TMG/POSISINEWS)