Redaktur : Riri Alya Hidayati
Ilustrasi depresi (sumber: google.com)
|
POSISINEWS
− Gangguan mental atau mental disorder
merupakah salah satu masalah yang cukup berbahaya saat ini. Bagaimana tidak,
seseorang dengan mental disorder bisa saja kehilangan nyawanya jika dibiarkan
begitu saja. Gangguan ini tidak mudah terdeteksi sehingga penderita sulit untuk
mendapatkan pertolongan sejak dini.
Dari sekian
banyak jenisnya, mental disorder memiliki ciri masing-masing seperti jantung
berdebar, sesak nafas, gangguan makan, perubahan mood yang signifikan, hingga
depresi. Sebagian besar gangguan kesehatan mental mulai disadari oleh penderita
awal usia 20-an.
Dalam usia
pembentukan karakter, peran orang tua menjadi sangat penting untuk menjaga
kesehatan mental seorang anak. Deviani Setyorini (40), Dosen Prodi Ilmu
Komunikasi FISIP Untirta, menyebutkan sebagai orang yang pertama kali melakukan
kontak dengan anak sejak dilahirkan membuat orang tua memiliki peran yang
sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mental serta fisik anak.
"Orang tua
dapat menjadi role model terdekat
yang paling dikenal anak dan berpengaruh bagi perkembangan kesehatan mental
anak dengan memberikan contoh perilaku positif dalam setiap kegiatan
sehari-hari," tuturnya pada Senin (15/4).
Deviani
menambahkan waktu yang berkualitas antara orang tua dan anak sering menjadi hal
penting yang terlewatkan dalam proses membimbing ketika dalam usia anak-anak.
Dalam usia remaja, dilibatkannya seorang anak dalam diskusi untuk setiap
pengambilan keputusan dan perencanaan dalam keluarga juga turut andil dalam
proses bimbingan orang tua terhadap anaknya.
"Anak akan
merasa dihargai keberadaannya, pendapatnya, pikirannya dan merasa mendapat
peran dalam mengambil keputusan bersama," tambah Devi.
Irfa Ainun
Nazhira (19), seorang penderita mental
disorder juga menceritakan bagaimana peran orang tuanya dalam membimbing
dan memperlakukan dirinya sejak pertama kali didiagnosa.
"Di satu
sisi mereka membantu aku, misalnya dengan mencarikan dokter, tapi kadang mereka
juga jadi pemicu aku merasa depresi lagi. Meskipun begitu, bantuan orang tua
itu penting, karena mereka yang terus-terusan interaksi sama kita, jadi kalo
misal orang tuanya gak bantu, malah
jadi pemicu juga," tutur Mahasiswi Prodi Ilmu Hukum Universitas Diponegoro
tersebut.
Selain orang
tua, wanita yang akrab disapa Zhira ini menyebutkan mengenai pentingnya peran
teman-teman sepergaulan dalam menjaga seseorang dari gangguan mental. Dengan
bersosialisasi bersama orang lain dalam suatu kelompok masyarakat, di samping
keuntungan seseorang harus menerima segala konsekuensi yang akan diterimanya.
"Teman juga
punya andil yang besar, karena kan kita hangout
bareng, curhat-curhat, jadi makan banyak waktu bareng juga. Ada satu waktu aku
pernah gabung sama teman-teman yang bikin aku terus ngebandingin diriku sama
mereka," ucapnya.
Zhira berharap
orang-orang yang saat ini mengalami hal yang sama dengannya dapat segera
menemukan alasan untuk kembali bahagia, dan dia berpesan untuk jangan ragu meminta
pertolongan kepada ahli jika hal tersebut sudah menganggu aktivitas.
"Seperti
yang biasa orang bilang, 'Suicide doesn't
end the pain. It moves the pain to somebody else'," tutupnya. (CH/RAH)
0 Comments