Reporter : Siti Maemunah
Redaktur : Riri Alya Hidayati

Umayah (27), salah satu ibu hamil di desa Binong, Kec. Pamarayan, Serang-Banten

SERANG, PosisiNews – Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan kodisi dimana bayi terlahir dengan berat kurang dari 2,500 gram. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu asupan gizi yang kurang. 

Ibu dengan status gizi kurang, akan mengalami gangguan pertumbuhan dan fungsi plasenta. Ukuran plasenta yang tidak optimal, dapat mengurangi transfer zat gizi ke janin sehingga berakibat BBLR. Oleh karena itu, ibu hamil perlu mendapat asupan gizi yang seimbang.

“Asupan gizi begitu penting. Gizi yang seimbang dapat diperoleh dengan meng-konsumsi makanan yang mengandung nutrien, asam folat, zat besi, seng, vitamin A dan C, serta susu ibu hamil, untuk membantu jika asupan gizi kurang,” tutur Rita Agustini, koordinator bidan Puskesmas Pamarayan (4/3).

Selain itu, berat bayi lahir rendah membawa berbagai resiko. Bayi yang kekurangan gizi saat berada di rahim, rentan terhadap kematian. Mereka yang baru lahir dapat mengalami Hipotermia, yaitu kondisi suhu badan yang rendah. Menurut Rita, bayi dengan BBLR rentan terhadap udara dingin, mereka perlu mendapat perlakuan khusus, seperti inkubasi atau dengan metode kangguru. Sedangkan, untuk resiko jangka panjang, berpotensi memiliki gangguan fungsi kekebalan tubuh, cenderung tetap kekurangan gizi, dan peningkatan resiko penyakit. 

Namun, tidak semua BBLR itu berbahaya, tergantung dari usia kehamilan dan kesehatan ibu.

 “Meskipun BBLR, jika usia kehamilannya matang, yaitu 9 bulan, insya allah bayinya kuat. Yang beresiko itu jika usia kehamilannya belum cukup, ditambah berat badannya kurang, baru berbahaya,” tambahnya.

Umayah, seorang wanita yang memasuki bulan ke-8 kehamilan itu, mengatakan bahwa kandungannya kecil, dan beresiko BBLR.

“Waktu diusia kehamilan 6 bulan,  dokter bilang bahwa bayi saya kecil, jadi harus ngejar. Disarankan untuk banyak makan ice cream, sering periksa ke dokter, dan melakukan USG. Alhamdulillah, ketika memasuki bulan ke-8, bayi saya normal,” tuturnya.


Berat bayi lahir adalah indikator yang baik untuk melihat kesehatan dan status gizi ibu, serta untuk memprediksi kesehatan jangka panjang bayi dalam bertahan hidup. Oleh karena itu, diharapkan bagi semua ibu hamil agar menjaga pola makan dan asupan gizinya, serta mau memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, agar resiko yang mungkin terjadi dapat dicegah dan bayi berkembang dengan sempurna. (MAE/RA)