Ari Septiahadi (6662160075)
sumber: platform.or.id |
Memasuki
bulan Ramadan menjadi momentum yang spesial di Indonesia. Pasalnya, negara
dengan populasi muslim terbesar di Dunia ini akan menjalankan ibadah puasa
selama 30 hari. Bersamaan dengan itu, banyak orang ingin berbelanja bahan
pangan, sandang, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan mereka selama satu bulan.
Belum lagi banyak pedagang musiman yang hanya muncul ketika bulan puasa tiba.
Menjelang
lebaran, kebutuhan akan barang-barang pun makin meningkat untuk memenuhi
tradisi saat Hari Raya Idulfitri nanti. Kegiatan seperti berbelanja pakaian
baru merupakan salah satu hal yang tak pernah absen menjelang Idulfitri.
Keinginan untuk berbelanja itu didukung juga oleh mal dan pusat perbelanjaan
yang membuat potongan harga ugal-ugalan.
Perilaku
konsumtif itu juga didukung dengan adanya Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para
pekerja yang beragama Islam. Besaran THR tersebut biasanya sebesar upah satu
bulan penuh bagi yang sudah bekerja selama lebih dari 12 bulan dan diberikan
selambat-lambatnya H-7 Lebaran. Sisanya, dapat dilihat di Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016.
Tak
ayal, perputaran uang kartal di Indonesia menderas seiring dengan tingginnya
transaksi belanja warga. Bank Indonesia mencatat, kebutuhan uang kartal pada
saat Ramadan dan Lebaran 2019 diperkirakan mencapai Rp217,1 triliun. Angka ini
naik 13,5% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan pada bulan puasa
tahun lalu.
Tahun 2019 ini, 1 Ramadan jatuh pada tanggal 5 Mei. Sehingga
dari data uang yang beredar Bank Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa
terjadi kenaikan sebesar Rp153.22 triliun pada pereadaran uang kartal bulan Mei
2019.
Jumlah uang kartal yang beredar tentunya tak lepas dari
peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Tujuannya adalah untuk
mengendalikan harga agar inflasi yang terjadi tidak terlalu tinggi. Karena tak
dapat dipungkiri lagi jumlah uang yang beredar memiliki korelasi dengan tingkat
inflasi.
Grafik pertumbuhan inflasi tahun 2019 (sumber: Badan Pusat Statistik) |
Tingginya permintaan terhadap bahan pokok, sandang, dan
perilaku konsumtif juga menimbulkan inflasi. Inflasi di bulan Ramadan di
Indonesia merupakan inflasi musimam yang sudah diprediksi pasti terjadi.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa inflasi pada bahan
makanan mengalami kelonjakan yang sangat signifikan dibandingkan dengan sektor
lainnya. Pada bulan April sektor bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1.45
persen, lalu mengalami peningkatan menjadi 2.02 persen pada bulan Mei yang
bertepatan dengan bulan Ramadan.
1 Comments
JADIKAN AGEN KAMI MENJADI FAVORIT ANDA ,
ReplyDeleteAYOO BERGABUNG BERSAMA RIBUAN MEMBER KAMI YANG LAINNYA
HANYA DI HTTP :// WWW.ARENA-DOMINO.COM
BONUS ROLLINGAN TERBESAR 0,3 % SETIAP MINGGUNYA .
Untuk keterangan lebih lanjut, segera hubungi kami di: WA : [+855]964967353