Reporter: Cacih Arlina
Redaktur: Tasha Meyra Gusmawati
Gorengan yang merupakan salah satu jajanan
favorit saat berbuka puasa. (CH/PosisiNews)
|
POSISINEWS
– Bulan Ramadan yang dijalani umat Islam dengan berpuasa dari terbit fajar
hingga terbenam matahari membuat kebiasaan makan kita ikut berubah, termasuk
jenis makanan yang dikonsumsi. Mulai dari makanan dan minuman manis sebagai
hidangan pembuka hingga gorengan yang tidak bisa dilepaskan dari budaya berbuka
puasa di Indonesia.
Dilansir dari
KompasTravel, gorengan menjadi takjil yang paling diminati masyarakat Indonesia.
Di samping rasanya yang gurih, gorengan juga mudah ditemukan di berbagai
tempat, tak terkecuali di pinggir-pinggir jalan ketika waktu ngabuburit tiba.
"Gorengan
ini sudah seperti appetizer, karena dari dulu sudah terbiasa makan cemilan
dulu sebelum makanan utama," ujar Novalian (19), mahasiswa prodi Akuntansi
Hospitaliti, Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.
Bagi Novalian,
gorengan biasa ia jadikan sebagai pengganjal perut sebelum makan makanan berat,
seperti nasi. Ia juga mengakui bahwa kemudahan menemukan gorengan menjadi salah
satu alasannya untuk berbuka dengan takjil yang satu ini.
"Kebetulan kan
gorengan ini bukanya biasanya sore, jadi enggak
susah nyarinya," tambahnya.
Tak hanya
Novalian, Miranti Fauziah Agma (21), juga mengakui kesukaannya terhadap
gorengan tak hanya di bulan puasa. Miranti merasa hal tersebut dikarenakan
ketidaksukaannya terhadap makanan manis membuatnya membutuhkan makanan yang
gurih seperti gorengan
"Enggak
cuma buat buka puasa doang, hari-hari biasa juga biasanya makan
gorengan. Mungkin karena aku enggak terlalu suka manis, jadi butuh
gorengan deh," tutur mahasiswi Prodi Administrasi Publik,
Universitas Andalas tersebut.
Namun seperti
yang telah diketahui, gorengan mengandung lemak yang dapat mengakibatkan
berbagai macam penyakit. Kendati demikian, masyarakat tetap tidak bisa
meninggalkan kebiasaan memakan gorengan, terlebih sebagai takjil ketika waktu
berbuka puasa tiba.
"Ya namanya
suka, mau gimana lagi. Dulu pernah dengar gorengan yang minyaknya dicelupin
lilin sama plastik, tapi tetep aja beli," tambah Novalian.
Nikita Rizky
Arimami (28), seorang dokter umum di salah satu klinik perusahaan swasta di
Cikarang, Kabupaten Bekasi menyebutkan, gorengan yang terasa gurih dan
membangkitkan selera makan membuat masyarakat tidak bisa berhenti
mengonsumsinya. Hal ini sama saja dengan mengonsumsi penganan dengan kandungan Monosodium
Glutamat (MSG) yang terasa
asin dan gurih.
"Sama
seperti MSG, enak, asin, dan
gurih. Renyah juga, kan, kalau digoreng," ujarnya.
Nikita
menambahkan, untuk dapat berhenti dari kecanduan memakan gorengan harus ada
motivasi dari dalam diri si pengonsumsi. Meskipun disuguhkan dengan makanan
yang enak dan sehat, jika tidak ada keinginan dari dirinya sendiri, maka upaya
untuk berpaling dari gorengan pun tidak akan berhasil. (CH/TMG/POSISINEWS)
1 Comments
JADIKAN AGEN KAMI MENJADI FAVORIT ANDA ,
ReplyDeleteAYOO BERGABUNG BERSAMA RIBUAN MEMBER KAMI YANG LAINNYA
HANYA DI HTTP :// WWW.ARENA-DOMINO.COM
BONUS ROLLINGAN TERBESAR 0,3 % SETIAP MINGGUNYA .
Untuk keterangan lebih lanjut, segera hubungi kami di: WA : [+855]964967353