Reporter: Febby Fauzia Yasrul
Redaktur: Tasha Meyra Gusmawati

Ilustrasi perempuan sedang bela diri (sumber: nasional.republika.co.id)

POSISINEWS – Tepat pada Minggu (21/4) kemarin, Indonesia merayakan hari seorang Pahlawan Kemerdekaan Nasional, yaitu Hari Kartini. Kartini atau Raden Ajeng Kartini merupakan sosok pahlawan wanita Indonesia yang berjuang demi kebebasan kaum perempuan pada saat itu. Di mana pada saat jaman dahulu perempuan tidak diperkenankan untuk memiliki cita-cita, dilarang untuk keluar dari rumah, bahkan untuk menuntut ilmu sekalipun tidak diperbolehkan.

Melihat ketidakadilan tersebut, akhirnya Kartini berjuang untuk memperoleh hak-hak bagi seorang perempuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan memiliki cita-cita yang tinggi.

Semangat yang ditularkan oleh Kartini terus hidup hingga di zaman modern ini. Perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata karena sudah adanya kesetaraan. Seperti kaum laki-laki, perempuan Indonesia kini mempunyai kesempatan yang sama baik di bidang sosial, ekonomi, hukum, politik, atau olahraga.

Berbicara mengenai olahraga, di Indonesia terdapat beberapa olahraga bela diri yang mayoritas diikuti oleh kaum laki-laki. Walaupun mayoritas adalah kaum laki-laki, tapi bukan berarti membuat kaum perempuan tidak bisa mengikuti olahraga bela diri tersebut.

Eva Erviana (20), mengikuti olahraga bela diri sejak kelas dua SD yang kini sudah menjadi seorang atlet karate. Ia mengungkapkan bahwa tergabung dalam olahraga bela diri ini merupakan suatu hal yang menyenangkan, menantang, mendapatkan banyak pengalaman, dan bisa menjadi pelindung diri.

“Awalnya dorongan dari orang tua, saya juga suka yang namanya bela diri. Karate itu bela diri tangan kosong. Kenapa saya milih olahraga karate karena supaya saya bisa menguasai diri atau bela diri. Kalau ada yang macam-macam, saya bisa tangani sendiri,” ujar Eva (22/4).

Eva juga menyampaikan bahwa emansipasi wanita merupakan perjuangan hak-hak perempuan untuk banyak berkecimpung di berbagai bidang agar tidak kalah dengan kaum laki-laki. Perempuan pun juga bisa mengikuti kejuaraan bela diri bahkan sampai tingkat nasional.

Sama dengan Eva, Arini Zahrah (20), juga merupakan salah satu sosok perempuan yang menggeluti olahraga bela diri, yaitu taekwondo. Ia ikut dalam bela diri taekwondo sejak duduk di bangku kelas tiga SMP.

Arini mengungkapkan bahwa ikut dalam dunia bela diri lebih enak karena dunianya tidak semua tentang perempuan, bisa beradaptasi juga dengan dunia laki-laki dan bisa bertukar pikiran.

“Awalnya ikut taekwondo cuma buat mental doang, karena dulu badminton gak ada mentalnya. Jadi ikut beladiri biar lebih matang, eh malah keterusan. Kalau dipikir-pikir, lebih asik bela diri karena lebih menantang,” ujarnya (22/4).

Arini berpesan agar perempuan jangan lemah dalam hal apapun, jangan mau jika harga diri perempuan diinjak-injak oleh orang lain. Berani berlawan dan berdepat dengan siapapun selagi kita masih benar. (FFY/TMG/POSISINEWS)