Redaktur: Riri Alya Hidayati
Ilustrasi tidur (sumber: mattressmatchers.com)
|
POSISINEWS
– Hari Bumi atau Earth Day yang jatuh
pada Senin (22/4) menggerakan berbagai lapisan masyarakat untuk memperingatinya.
Peringatan Hari Bumi biasanya diisi dengan berbagai kegiatan bermanfaat yang
dapat membantu menyelamatkan bumi dari kerusakan, salah satunya dengan hemat
energi.
Memadamkan
listrik sementara bisa menjadi alternatif dalam upaya penghematan energi.
Dengan menghemat energi listrik, kita dapat membantu mengurangi pemanasan global.
Fenomena pemanasan global diakibatkan oleh pelepasan gas rumah kaca yang
kemudian dilepaskan ke atmosfer. Salah satunya yaitu gas karbon dioksida (CO2)
yang dihasilkan dari proses pembakaran pembangkit listrik dari minyak bumi.
Peningkatan gas CO2 yang mengakibatkan peningkatan suhu memicu
perubahan iklim yang cukup drastis dan pada akhirnya dapat mengancam
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pemadaman
listrik yang bisa dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat yaitu dengan
mematikannya saat tidur. Selain menghemat energi, mematikan listrik saat tidur
juga sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia.
Seperti dilansir
dari Hipwee, ahli biologi yang
bernama Joan Robert menjelaskan bahwa tubuh baru bisa memproduksi
hormon melatonin ketika benar-benar tidak ada cahaya. Hormon melatonin
sendiri merupakan hormon kekebalan tubuh yang dapat mencegah berbagai penyakit,
termasuk kanker.
Hormon yang
diproduksi oleh kelenjar pineal ini membantu manusia untuk mengetahui kapan
saat untuk tidur dan bangun serta berperan dalam menjaga ritme jantung. Adanya
cahaya dapat mempengaruhi seberapa banyak produksi melatonin oleh tubuh. Hal
ini dapat membuat gelombang otak tidak mencapai gelombang yang maksimal.
Agra Caesarienne
Pradito (28), Dokter Umum di Klinik Kimia Farma Kebayoran Lama, menyebutkan
bahwa pada saat tidur dengan lampu menyala, proses metabolisme tubuh masih
sangat tinggi dibandingkan tidur dalam kondisi gelap. Hal ini sangat
berhubungan dengan kualitas tidur seseorang.
"Sel healing yang terjadi pada saat tidur
dengan kualitas kurang baik tidak akan semaksimal pada saat tidur dengan
kualitas yang baik," tuturnya saat diwawancara via Helodoc pada Selasa (23/4).
Denoer Nazylah
(20), mahasiswi Prodi Administrasi Perkantoran Politeknik LP3I Jakarta,
mengakui tidur dalam keadaan gelap dapat meningkatkan kualitas tidur daripada
dalam keadaan terang.
"Lebih
sering dimatiin sih, soalnya lebih
cepat tidur nyenyak. Kalau lampunya nyala malah gak bisa tidur," ujar mahasiswa semester akhir tersebut.
Sebagai makhluk
yang tinggal di bumi, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaganya. Jika
kerusakan di bumi bisa dicegah dan diminimalisir, maka akan berdampak baik pula
bagi kehidupan kita sebagai penghuninya. Menjaga bumi dan menjaga kesehatan tubuh
adalah dua hal yang sangat penting, jika kedua hal tersebut bisa dilakukan
secara bersamaan, mengapa tidak? (CH/RAH/POSISINEWS)
0 Comments