Reporter : Siti Maemunah
Redaktur : Riri Alya Hidayati


Ilustrasi menghindari paparan bakteri dari orang yang batuk. (Sumber : macrofag)


SERANG, POSISINEWS – Siapa yang tak kenal penyakit paru? Ya, penyakit yang menyerang sistem pernafasan manusia ini disebabkan oleh beberapa bakteri patogen.  Patogen merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut mikroorganisme parasit (bakteri, jamur, dan virus), penyebab timbulnya penyakit.

Dalam kasusnya, seringkali semua jenis penyakit paru dianggap menular. Padahal, tidak semua jenis penyakit ini dapat ditularkan dengan kontak langsung, tergantung bakteri penyebabnya.

“Penyakit paru itu ada yang menular dan tidak. Untuk penyakit yang tidak berasal dari kuman menular, disebut non TBC. Sedangkan yang terdiri dari kuman menular disebut TBC (tuberculosis),” tutur Andriansyah, Paramedis Puskesmas Pamarayan, Sabtu (16/3).

Menurut paramedis yang akrab disapa Andri itu, penyakit paru memiliki beberapa macam. Hal tersebut tergantung organisme dan letak kelainan atau infeksi yang terjadi. Di antaranya sebagai berikut:

Infeksi pada trakea. Trakea merupakan saluran nafas, yang mencabangkan diri menjadi bronkus. Infeksi pada bagian ini menyebabkan asma, penyakit paru obstruktif kronik (ppok), dan emfisema.

Infeksi pada alveoli. Alveoli merupakan percabangan terakhir yang disebut kantong udara. Infeksi pada bagian ini menyebabkan penyakit pneumonia (radang paru-paru), tuberculosis (tbc), dan emfisema (selain mempengaruhi saluran nafas, juga alveoli).

Infeksi pada intersitium. Intersitium merupakan jaringan berbentuk renda yang mengisi paru kiri dan kanan. Infeksi pada bagian ini terjadi karena adanya cairan tambahan atau edema yang menyebabkan fibrosa pulmoner, dan macam pneumonia interstisial.

Infeksi pada pleura. Pleura merupakan lapisan pelindung paru yang memisahkan paru-paru dan dinding dada bagian dalam. Infeksi pada bagian ini menyebabkan efusi pleura dan empiema. Efusi pleura terjadi ketika pleura memproduksi cairan secara berlebih dan menyebabkan penumpukan. Cairan tersebut mengental, menjadi nanah, dan membentuk kantung nanah (empiema).

Diantara macam penyakit paru, Andri mengatakan yang paling berbahaya adalah TBC. Penyakit yang berasal dari mycobacterium tuberculosis ini dapat ditularkan melalui droplet infection atau percikan dahak.

"Orang yang positif terkena TBC, pada saat ia batuk, kuman yang disemburkan bisa mencapai 400 ribu. Jadi sangat berbahaya dan potensi penularannya tinggi," tambahnya.

Meskipun dianggap cukup berbahaya, bakteri penyebab TBC ini mudah mati dan tidak langsung menginfeksi inangnya. Ketika kuman teresebut lewat dan masuk dalam tubuh, maka tidak langsung terjadi penyakit. Berbeda dengan flu, bakteri tuberkulosis akan tidur dalam paru-paru untuk sekian bulan, kemudian baru muncul tanda-tanda terpapar atau tidak.

"Bakteri TBC hidup ditempat yang lembab, mati jika terkena sinar matahari. Bakteri yang masuk dalam tubuh, tidak serta merta menimbulkan penyakit. Hal tersebut bergantung pada daya tahan tubuh. Jika kondisinya bagus tidak terjadi infeksi, namun saat kondisi lemah bakteri ini mulai bekerja," tutur paramedis yang telah 8 tahun mengikuti program penanggulangan TBC itu.

Yulyanah (19), mahasisiwi pertanian semester 4 tidak menyadari kalau dirinya terpapar bakteri patogen.

"Waktu SMA saya sering sesak nafas, berkeringat walaupun tidak beraktifitas, dan batuk juga. Tapi, tidak terlalu saya hiraukan. Beberapa tahun kemudian, saat saya sedang drop, sesak nafas, dan batuknya tambah parah, dokter mendiagnosis saya mengalami efusi pleura," tuturnya.

Mahasiswi pertanian itu juga mengatakan bahwa dirinya memiliki teman yang mempunyai penyakit paru. Namun, berbeda jenis parunya.

"Dia teman satu kosan, mengidap bronchitis, gejalanya mirip dengan yang saya alami. Sering batuk juga, tapi saya tidak tahu apakah penyakitnya menular pada saya atau tidak. Yang jelas, diagnosis dokter terhadap dia dan saya berbeda," tutupnya.

Dengan demikian, dari berbagai macam penyakit paru dapat disimpulkan bahwa tidak semua menular dan berbahaya bagi orang lain. Bronchitis, efusi pleura, pneumonia dan penyakit paru lainnya, disebabkan oleh bakteri yang berbeda.

Stigma yang menganggap semua penyakit tersebut sama dan penderitanya harus dijauhi, merupakan hal yang salah kaprah. Oleh karena itu, agar penyakit paru dapat berkurang, mulailah hidup sehat dari diri sendiri. Karena penyakit yang timbul tidak lain berasal dari tubuh yang lemah, disebabkan pola hidup dan lingkungan yang buruk. (MAE/RA/POSISINEWS)