Redaktur : Abdul Ghani Tawadhi
Riki Ardiansyah, Atlet muda orienteering asal Banten dengan Sederet Prestasi (SL/Posisi News) |
SERANG, PosisiNews - Pria 18 tahun ini lebih dikenal dengan nama Riki Ardiansyah. Terbukti di usianya yang masih remaja berhasil meraih berbagai prestasi dalam bidang olahraga Orienteering. Gelar Juara diraih dari berbagai kompetisi, baik pada tingkat Regional, Nasional, dan Internasional. Beberapa gelar itu antara lain, Juara 3 Sprint Junior Putra Circuit Orienteering se-Banten, Juara Umum Circuit Orienteering se-Banten, Juara 2 Orienteering Arkadia Sport Competition Tingkat Nasional 2018 di UIN Syarif Hidayatullah, dan Juara 3 MAPALA Mahesa Orienteering Competition Tingkat Nasional 2018 di Universitas Muhammadiyah Tangerang. Tak hanya itu, ia juga berhasil meraih gelar Juara 3 kategori Sprint Relay pada International Orienteering Challenge 2018 di Malaysia.
Di Indonesia, Olahraga “Orienteering” masih sangat jarang kita dengar. Salah satu cabang olahraga Orienteering adalah olahraga yang membutuhkan kemampuan dan keterampilan navigasi menggunakan peta dan kompas untuk menyelesaikan suatu lintasan dari titik kontrol satu ke titik kontrol lain dalam waktu sesingkat mungkin. Biasanya olahraga Orienteering hanya dikenal di kalangan pecinta alam bebas, baik pada tingkat Universitas ataupun SMA sederajat.
Pada saat itu, ia merupakan Ketua ekstrakulikuler Pecinta Alam pada SMK swasta di Tangerang. Perkenalan pertamanya dengan olahraga Orienteering terjadi saat mencoba untuk mengikuti kompetisi olahraga Orienteering di tingkat SMA. Tapi siapa sangka, kompetisi itu menjadi pembuka jalan baginya untuk mendalami olahraga yang mengandalkan kecepatan dan ilmu navigasi.
Semua prestasi yang telah dicapai tidak mudah ia dapatkan. Awalnya, Atlet asal Banten ini mengaku kesulitan untuk menguasai seluruh komponen dalam olahraga Orienteering. Membaca peta, menguasai kompas, menentukan jalur, mengatur kecepatan lari, harus dipelajari secara otodidak. Selain itu, kemampuan mengontrol diri menjadi hal utama yang harus dimiliki dalam medan kompetisi. Tanpa kontrol diri, seorang Atlet Orienteering akan mudah panik, kehilangan arah dan posisi, memperlambat pergerakan, hingga di sorientasi jalur yang akhirnya berimbas pada pengurangan point-point. Bagi Atlet yang tergabung dalam klub Contour Orienteering Tangerang (COT), setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi dan bersedia untuk terus berusaha.
“Atlet Orienteering yang hebat itu mereka yang bisa konsisten untuk berlatih terus dan tidak pernah merasa dirinya hebat,” ungkapnya.
Harapan kedepannya Atlet muda ini untuk terus bisa berprestasi di bidang olahraga Orienteering, tak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia. (SKH/AGT/PosisiNews)
0 Comments