Petualangan Raib, Seli, dan Ali dalam Novel Serial Bumi

Reporter : Neng Osa Nurohmah
Redaktur : Tasha Meyra G.

Novel serial Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Ceros dan Batozar, dan Komet (sumber: wordpress.com)

PosisiNews — Terdapat enam buku pada serial Bumi karya Tere Liye (satu buku spin off: Ceros dan Batozar) yaitu Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Komet, dan Komet Minor—yang baru rilis pada Februari 2019 lalu. Novel serial Bumi karya Tere Liye ini adalah novel bergenre science dan fantasy. Terdapat tiga tokoh remaja dalam novel serial ini, ada Raib dengan sikap tegas, pemberani, dan pemaaf. Ada Seli dengan kesetiaannya pada persahabatan, dan Ali si biang kerok dengan otak jeniusnya. 

Novel ini menceritakan petualangan tiga sahabat. Raib si Makhluk Bayangan dari Klan Bulan, Seli si Makhluk Cahaya dari Klan Matahari, dan Ali si Makhluk Rendah/Makhluk Tanah dari Klan Bumi di dunia paralel. Petualangan itu berawal dari buku PR Matematika milik Raib yang dikembalikan langsung oleh Miss Keriting—guru matematika killer di sekolah mereka yang bernama asli Miss Selena—ke rumah Raib. Awalnya Raib merasa ada yang ganjil ketika Miss Keriting mengembalikan buku PR Matematikanya secara langsung, namun ia menemukan jawabannya ketika ia, Seli, dan Ali bersembunyi di aula sekolah—karena kerusakan trafo listrik—dan terjebak saat ada sosok tinggi kurus menyergap mereka hendak membawa paksa Raib. Dia adalah Tamus pengikut si Tanpa Mahkota.

Petualangan tiga sekawan ini dimulai dari Klan Bulan dengan khas rumah balon dari beton yang digantung di tiang-tiang tinggi karena tidak ingin merusak alam. Oleh sebab itu, binatang dan tumbuhan di Klan Bulan memiliki ukuran yang sangat besar. Lalu dilanjut ke Klan Matahari, di mana penduduk Klan Matahari menyukai bangunan berbentuk kotak dan di Klan ini tiga sekawan itu ditemani Ily—pemuda asal Klan Bulan—mengikuti turnamen Festival Bunga Matahari yang mengharuskan mereka menjelajahi seluruh Klan Matahari. Klan Bintang adalah Klan terjauh dari Klan Bumi dan tidak ada akses Portal menuju kesana, tetapi Ali menemukan cara pergi ke Klan Bintang dengan otak jeniusnya. Kemudian, petualangan mereka berlanjut ke Klan Komet. Di Klan ini, terdapat tujuh pulau berdasarkan nama hari, yaitu Pulau hari Senin, Selasa, dan seterusnya. Kemudian di buku terakhirnya ini, Tere Liye membawa tiga sahabat itu berpetualang ke Klan Komet Minor untuk menyelamatkan semesta dari kekuatan penuh ambisi, yaitu si Tanpa Mahkota.

Sejumlah pembaca menyebut novel serial Bumi ini sebagai “Harry Potter-nya Indonesia”. Tetapi beberapa pembaca juga berkomentar bahwa ceritanya memang sedikit mirip, namun alurnya berbeda. “Alurnya menarik, saat kita membaca kita serasa ikut berpetualang dalam cerita tersebut, tidak berbelit-belit tetapi detail”, ucap Anisa, salah satu pembaca novel serial Bumi.

Selain alurnya yang menarik, dalam novel ini juga mengandung pesan yang membuat para pembaca tidak akan rugi jika membaca novel karya anak Sumatera ini. Zakiah, penggemar novel karya Tere Liye, berkata bahwa banyak pesan yang dapat dipetik dari novel serial Bumi ini. “Mengajarkan apa itu arti sebuah persahabatan, kesetiaan, saling tolong-menolong tanpa memandang mana lawan mana kawan”, tuturnya. (NON/TMG/PosisiNews)


Post a Comment

0 Comments