Reporter: Febby Fauzia Yasrul
Redaktur: Marcell Faldi

Kegiatan para anggota seni musik saat latihan  di Teater Terbuka Untirta.
(Sumber : Koleksi pribadi Syifa)

SERANG, POSISI- Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam bidang seni yang diberi nama Pandawa. Dalam UKM ini terbagi menjadi beberapa sub bagian, salah satunya seni musik.

Terbentuknya seni musik yang ada di Untirta ini berbarengan dengan berdirinya UKM Pandawa yang sudah berjalan kurang lebih selama 15 tahun.

Aliran yang ada di dalam seni musik ini lebih ke arah musik tradisional. Terdapat pula musik modern yang biasanya hanya untuk penggabungan antara musik tradisional dengan musik masa kini.

Syifa selaku Jaro (Penanggung Jawab) seni musik mengungkapkan bahwa, seni musik yang ada di Untirta ini lebih menekuni di musik tradisional Banten.

“Karena kita sebagai mahasiswa, apalagi pribumi Banten harus ikut melestarikan budaya Banten. Salah satunya musik tradisional Banten, supaya kedepannya ada generasi penerus yang bisa menurunkan pengetahuan bermusik yang mengedepankan budaya Banten,” ujarnya. (9/3)

Tidak hanya bermusik saat perlombaan dan latihan, namun para anggota sering kali ikut berpartisipasi menjadi pengiring tari dalam suatu pementasan.

Beberapa kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh anggota musik yaitu latihan rutin musik, teori-teori musik, pementasan (untuk pentas musik, pengiring tari, atau untuk pertunjukan drama), kegiatan perawatan alat-alat musik, dan kunjungan ke narasumber musik.

Seni musik Untirta ini sudah beberapa kali mengikuti perlombaan, diantaranya ada National Folkfore Festival (NFF) yang diselenggarakan di Universitas Indonesia dan festival musik antar universitas.

Selain mengikut perlombaan, seni musik juga mengadakan lomba untuk umum yang diselenggarakan setiap tahun dalam acara Tirtayasa Traditional Festival (TTF). Kegiatan yang dilombakan yaitu festival musik dan lomba marawis. Dalam penyelenggaraan lomba tersebut, seni musik tidak bekerja sendiri, namun bekerja sama dengan beberapa seniman lainnya.

“Biasanya kita kerjasama dan ngundang para seniman, misalnya para seniman dari Dewan Kesenian Banten (DKB) atau juga pemateri dari dinas yang berhubungan dengan kepemudaan dan kebudayaan,” ujar Syifa (9/3).

Berbagai kegiatan sosial juga dilakukan oleh anggota seni musik, seperti menggalang dana untuk korban bencana alam, kegiatan bakti sosial, dan mengadakan buka puasa bersama anak yatim.

Melihat sudah minimnya kepedulian terhadap musik tradisional, Syifa menaruh harapan agar para generasi muda tetap melestarikan musik tradisional walaupun zaman sudah semakin berkembang.

“Semakin mengikuti zaman bukan berarti meninggalkan musik - musik tradisional yang sudah turun temurun di ajarkan kepada kita. Untuk generasi muda, mari kita tingkatkan kreatifitas dalam bidang permusikan serta menjaga budaya Provinsi Banten kita, karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaganya,” ujarnya. (FFY/MF/POSISINEWS)