Redaktur : Riri Alya Hidayati
Ilustrasi gangguan haid. (sumber : Klildokter.com)
|
POSISINEWS
– Haid pada perempuan merupakan hal yang
wajar, dan itu terjadi karena faktor biologis. Siklus menstruasi yang normal
berkisar 28-35 hari, dan berlangsung dalam 3-7 hari. Namun, tidak menutup
kemungkinan anda akan mengalami gejala PUA (Pendarahan Uterus Abnormal).
PUA merupakan perdarahan yang
ditandai dengan adanya perubahan pada siklus menstruasi normal. Gejala tersebut
dapat di amati baik dari interval atau panjang siklus, durasi (lama haid),
maupun jumlah perdarahan.
"Menstruasi dikatakan normal
atau tidak, itu dilihat dari segi lama, jumlah, dan selisih haid saat ini dan
selanjutnya. Lama menstruasi 3-7 hari, siklusnya 28-35, dan banyaknya itu 2-3
kali ganti pembalut per hari," tutur Rian (39), dokter spesialis kandungan
di RS Fatimah, Kota Serang, Jumat (8/3).
Menurut Rian, kasus PUA banyak
dijumpai pada wanita usia reproduksi (21-35
tahun), remaja dan usia diatas 35 tahun, atau akan
memasuki masa menopause.
Pada remaja, gejala PUA biasanya
terjadi akibat gangguan hormonal (ketidakseimbangan
hormon estrogen), sehingga menyebabkan haid lebih lama atau tidak teratur.
Sedangkan, pada wanita diatas 35 tahun atau memasuki masa menopause, sering diakibatkan oleh gangguan M atau Malignancy ( penebalan dinding rahim).
Gejala Perdarahan Uterus Abnormal
pernah dialami oleh MA (nama samaran), mahasiswa Untirta 2017. Hal tersebut
dialami MA (19) saat dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Saya mengalami haid yang
abnormal itu saat berusia sekitar 17-18 tahun, dan terjadi di masa-masa awal.
Saat itu, dalam sehari saya bisa ganti
6-7 kali pembalut karena penuh, dan merasakan sakit perut hebat dari awal
sampai akhir haid. Dokter mendiagnosis saya mengalami gangguan hormonal,"ungkapnya.
Dalam kasusnya, PUA disebabkan oleh
beberapa faktor yang biasa disebut "PALM COEIN" atau kelainan organik
dan anorganik. PALM COEIN merupakan sebuah singkatan bagi faktor-faktor
penyebab PUA.
"Ada sembilan faktor penyebab
PUA, yang disingkat menjadi PALM COEIN. Huruf pertama berarti Polip (P), Adenomiosis (A), Leiomioma
(L), Malignancy (M), dan Coagulopathy (C), Ovulatory dysfunction (O), Endometrial
(E), Iatrogenik (I), Not yet classified (N)," tutur
Rian.
Dari beberapa faktor tersebut,
menurut Rian, kasus yang paling sering terjadi yaitu gangguan ovulasi atau Ovulatory dysfunction. Gangguan ini
terjadi ketika hormon estrogen tidak bagus dan menggangu proses ovulasi.
Normalnya, proses ovulasi menghasilkan sel telur, dan jika tidak dibuahi akan
meluruh bersama dinding rahim. Sedangkan, ketika terjadi Ovulatory dysfunction, tidak ada sel telur yang dihasilkan selama
ovulasi.
Faktor-faktor PUA tidak dapat
dicegah, namun masih bisa ditangani. Karena kebanyakan dari faktor-faktor
tersebut terjadi secara alamiah, bisa karena hormon, usia lanjut dan lainnya.
Namun, ada juga yang terjadi akibat pemakaian kontrasepsi dan obat-obatan
tertentu.
Ketika anda mengalami siklus haid,
durasi dan jumlah perdarahan yang tidak normal, segera periksakan ke petugas
kesehatan. Kenali dan obati gejala PUA sejak dini, untuk menghindari dampak
lain yang lebih serius, dan bila perlu lakukan USG untuk memastikan faktor
penyebabnya. (MAE/RA/POSISINEWS)
0 Comments